sekali lagi,
ia jelajahi langit pagi
udara kosong..
mimpi telah memetik semua helai puisi
ketika bertamu malam tadi
kabut merayapi jemarinya
sepi....kalbunya sunyi
kesedihan merayap diam-diam
melayari arus nadi perlahan-lahan
matanya terbuka,jiwanya terjaga
ini rupanya,batas dari pengharapan!
matahari tiba tergesa
pendar cahaya,rupa berita
kabar akan titik nadir dari getir
kabar akan tuntas rasa cemas
embun menggantung rapuh
bersiap untuk terjatuh
tumpukan duka,dari purba rasa setia
bermuara di bening kelopak mata
sukmanya diamuk luka
larut sudah kesedihan
jelma jadi sedu sedan
air mata....air mata
untuk terakhir kali ia berdiri
berkaca-kaca di senyap beranda
telah ia siramkan air mata
pda setiap lesakan jejak
ilalang rimbun membelukar
biar saja...jadi makam kesedihan
setia pengharapan telah sempurna ia kuburkan
ia mengerti pada akhirnya
cinta bukan lagi tentang kesedihan
rindu bukan lagi tentang pengharapan
setianya bukan lagi tentang penantian
telah tetas pemahaman
dari rahim kesendirian
butir-butir tangisan
sebagian ia basuhkan
kepada serpihan kenang
perempuan itu menutup pintu
mengunci hati dengan pasti
sungguh,ia telah mengerti
mimpi-mimpi tak lagi harus ditangisi
Thursday, April 1, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment