perempuan itu,
menulisi udara dengan berbaris kata-kata
puisi serupa ini :
izinkan aku,
menyapu patahan ranting kering
yang membelukar di beranda malam
bukan hendak menyapu kenang
hanya ingin membasuh kesedihan
yang menggantung bersama embun
pada punggung-punggung daun
engkau hilang tak berbayang
dan tak sekali,kelopak- kelopak mimpi
yang kutanam di bahu sepi
meranggas..lalu mati
aku cemas,arah pulang
tak bisa engkau temukan
gigil ini menusuki detak nadi
tiup angin menampar
dari balik jendela kamar
tak akan aku menutup pintu
engkau akan datang
seperti janji yang kau torehkan
pada jejak yang kau tinggalkan
gundah malamku
rindu rupa kata-kata
pelipur bagi lara yang telah tua
nafasmu...samar detak jantungmu
(malam terbungkuk memikul berjuta mimpi
mengemasi butiran air mata ditelapak kaki
lalu beranjak membawa rindu perempuan itu)
Thursday, April 1, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment